Rumah Baru untuk Sulastri
Rumah Sulastri berdiri di pinggir laut dan kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan bisa dibilang sudah tidak layak untuk dihuni. Atapnya bocor dan lantai papan yang bolong-bolong dan sudah sangat rapuh akibat selalu terkena air laut ketika pasang, yang sudah akrab bagi warga penduduk sekitar Belawan. Hal ini membuat Sulastri selalu khawatir kalau air pasang naik, karena ia harus mengungsi ke rumah tetangga untuk menumpang tidur. Bukan itu saja, akibat rumah yang bolong, sering sekali barang-barang di dalam rumah hilang akibat diambil orang begitu saja.



Tanggal 18 Agustus 2024, rumah Sulastri mulai dibongkar. Hanya tersisa beberapa tiang kayu dan atap seng yang masih bisa digunakan. Proses dari awal sampai akhir pembangunan rumah Sulastri berjalan dengan lancar selama lebih kurang 6 minggu.


Rasa syukur yang selalu terucap, hati yang bahagia dan terharu terpancar dari wajah Sulastri ketika rumahnya selesai dibangun. Mata yang terus berkaca-kaca seolah mewakili ungkapan syukur karena telah diberikan hunian yang lebih baik dan layak huni. Membayangkan setiap hari harus menghuni rumah yang lantai papannya sudah rapuh, dibawahnya adalah air laut, dan terpaan angin malam yang pastinya kencang, tentu sangat menyedihkan. Sulastri hanya bisa berharap kalau ada yang bisa membantu memperbaiki rumahnya. Beruntungnya Sulastri memiliki tetangga yang sudah seperti keluarga yang selalu siap membantu dan memberikan ruang untuk ia menumpang.


“Nenek sangat bersyukur sekali, sangat-sangat terharu, sekarang nenek tidak takut air pasang lagi. Tidak takut kalau kalau ada ular waktu air pasang. Atap juga tidak bocor lagi. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan relawan-relawan Tzu Chi,” ungkap Sulastri dengan tangis yang tidak henti-hentinya.

Hampir setiap hari, Diana, relawan Tzu Chi Medan (Xie Li Cemara 1), selalu datang untuk melihat pembangunan rumah Sulastri. Diana dan Agustina bahkan membuatkan tirai jendela dan tirai hiasan pintu dari sedotan bekas. Mereka sudah merasa rumah ini seperti rumah mereka sendiri. Ketika syukuran rumah baru Sulastri, mereka sangat terharu dan tidak bisa menahan tangis bahagia mereka. Semua relawan yang juga ikut serta dalam syukuran rumah baru Sulastri juga sangat terharu.
Perhatian insan Tzu Chi kepada Sulastri ini salah satu wujud sumbangsih Tzu Chi dalam menyebarkan cinta kasih universal. Semoga dengan benih cinta kasih yang ditanam ini, Sulastri dan keluarga dapat meneruskan dan mengembangkan cinta kasih ini menjadi estafet cinta kasih yang lebih besar.
Jurnalis : Juniaty (Tzu Chi Medan),
Fotografer : Henny The, Shanty (Tzu Chi Medan),
Editor : Hadi Pranoto.