Ketika Para Pengusaha Berkumpul dalam Tea Gathering
“Sampai direktur (staf-nya) bilang, ‘Bu saya lihat ibu jual rumah yang ratusan miliar cuma congratulations, tapi celengan bambu yang uang koin kok begitu happy sampai berminggu-minggu diceritakan,” ujar Liliawati tertawa. Para pengusaha yang hadir dalam Tea Gathering Pengusaha pun ikut tertawa.
“Nah, inilah kebahagiaan yang hanya bisa saya dapat di Tzu Chi,” sambung Liliawati yang dikenal dengan julukan srikandi bisnis properti Indonesia ini, dengan perusahaannya, PT. Summarecon Agung.
Tea Gathering Pengusaha ini digelar DAAI TV di Aula Jing Si Indonesia, Sabtu, 27 Januari 2024, dan dihadiri para pengusaha yang juga menjadi penggiat sosial. Para pengusaha diajak untuk men-support DAAI TV yang konsisten menyebarluaskan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Pun dengan Liliawati yang telah lama menjadi donatur dan sponsor DAAI TV.
“Saya rasa media ini penting ya untuk bisa membentuk mindset masyarakat, bahkan mengubah mindset juga. Dan waktu mendirikan DAAI TV di Indonesia, Master Cheng Yen berharap DAAI TV bisa membawa satu aliran yang jernih untuk masyarakat Indonesia. Jadi misi DAAI TV adalah menyebarluaskan kebenaran, kebaikan dan kebajikan, dan saya rasa itu harus kita dukung penuh. Apalagi sekarang banyak hoax.” Jelasnya.
Selain itu, ajaran Master Cheng Yen tentang Gan En Zhun Zhong Ai, yaitu bersyukur, menghormati dan cinta kasih mesti disebarluaskan ke masyarakat. Liliawati yakin dengan DAAI TV yang sekarang memiliki platform digital yang lengkap, maka kapan dan di mana saja, semua orang bisa mendapatkan konten-konten yang menenangkan hati dan penuh dengan motivasi.
Mula-mula, putranya tersebut batuk-batuk, Liliawati pun memintanya pergi ke dokter. Aneh bin ajaib, dokter malah meminta ia periksa USG. Dan benar saja, ditemukan sesuatu di levernya, dan perlu dilakukan MRI untuk dapat melihat lebih jelas. Dari hasil MRI tersebut rupanya ada tumor. Putranya tersebut pun pergi ke Singapura untuk mencari second opinion. Hasilnya sama, betul ada tumor di levernya.
“Karena dia kekurangan darah, dia diinfus, setelah itu dia foto, dan kirim Whatsapp ke saya. Dia masih bisa tertawa. Saya yang sedih, langsung telepon ke menantu saya, ini si koko masih bisa ketawa, apakah dia menghibur kita? Menantu saya bilang, enggak Mi, benar. Koko bersyukur karena ke dokter untuk periksa batuk, dokternya periksa USG untuk perutnya. Jadi dalam waktu yang dini bisa segera ketahuan,” cerita Liliawati.
Singkat cerita, Liliawati pun menemani sang putra menjalani operasi di Taiwan. Setelah operasi, dokter menjelaskan bahwa beruntung bukan kanker Lever, melainkan adalah Kanker Limfoma di lever. Menurut penjelasan Dokter, jika saja itu kanker lever, setelah dioperasi dan kemo, masih perlu dipantau terus selama lima tahun, takut kambuh. Adapun Limfoma, setelah dioperasi dan dikemo, maka sudah tuntas. “Dengan diagnosa ini kami sekeluarga benar-benar merasa sangat bersyukur, karena penyakitnya bisa cepat diketahui dan ditangani”, papar Liliawati.
“Tiap orang ada karmanya masing-masing, karma itu tidak bisa dibarter dengan perbuatan baik yang kita lakukan, tapi mungkin bisa diringankan. Dengan adanya ajaran Master Cheng Yen tentang “bersyukur”, itu meringankan saya, tiap kali kita bersyukur maka kita bisa melihat dari sudut pandang yang lain, kita tidak ngeluh, kita juga jadi tidak stress, bisa menerima dengan lebih tenang,” pungkasnya.
Dalam tea gathering ini, DAAI TV menampilkan keharuman budaya humanis Tzu Chi yang tersirat dalam seni meracik teh ala Jing Si dan seni merangkai bunga yang diperagakan oleh para relawan Tzu Chi. Seni yang diperagakan ini sarat makna filosofi. Rangkaian prosesinya menyiratkan harmoni, keindahan dan keanggunan. Setiap prosesnya juga penuh makna dan mengajarkan arti bersyukur, saling menghormati dan menumbuhkan cinta kasih. Karyawan DAAI TV juga berpartisipasi dalam proses penyajian teh.
“Terimakasih untuk DAAI TV yang telah memberikan kesempatan saya untuk berbagi di program Mimpi jadi Nyata, sehingga menggerakkan hati dan simpati banyak pihak untuk membantu perjuangan HOME dalam merawat sekitar 100 anak asuh dan anak kurang mampu,” tutur Bunda Yudith.
Bagi Board of Director (BOD) DAAI TV Edy Wiranto, para pengusaha yang datang dalam gathering ini bukan sekedar pengusaha, tetapi sebagai komunitas yang mempunyai kekuatan besar untuk mendorong dan berkontribusi dalam gerakan menyebarkan kebaikan.
“Sebagai media, DAAI TV adalah platform yang memungkinkan kita untuk berkontribusi pada aksi kebaikan yang lebih besar. Hari ini saya mengajak Anda untuk tidak melihat DAAI TV sebagai saluran media biasa tetapi sebagai mitra dalam membuat dampak positif pada sesama dan bangsa. Bersama-sama dengan kekuatan kita sebagai pengusaha kita bisa membuat perubahan yang lebih besar dengan memanfaatkan DAAI TV untuk menguatkan pesan humanisme, kebaikan, dan tanggung jawab sosial,” ajaknya.
Gathering pun ditutup dengan penampilan isyarat tangan “DAAI Mencerahkan Dunia oleh karyawan DAAI TV. Di tengah banyaknya tayangan dan konten yang tersebar di berbagai platform, Tea Gathering Pengusaha ini berupaya menggalang lebih banyak hati untuk mendukung DAAI TV dalam menyebarkan kebenaran, kebajikan dan keindahan, agar dunia lebih damai dan harmonis.
Fotografer : Henry Pramudya Soegiana (DAAI TV),
Editor : Arimami Suryo A..