Relawan Tzu Chi Menggalang Dana untuk Masjid di Turki
Selama bulan Ramadhan, Yayasan Tzu Chi di Turki mengadakan pembagian amal di El Menahil International School pada pagi hari tanggal 09 April 2022. Ada total kegiatan 36 pembagian selama sembilan hari, dan hampr 8.000 keluarga pengungsi asal Syria menerima manfaat dari pembagian tersebut. Dan ada sebuah kisah yang menyentuh hati.

Berbuat Baik dan Bersyukur selama bulan Ramadhan
Selama bulan Ramadhan, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa, untuk menghargai kesulitan kaum miskin dan menghargai berkah mereka dengan penuh rasa syukur. Mereka mengikuti ajaran agama dengan menjaga mulut, pikiran, dan tindakan mereka. Selama bulan Ramadhan, umat Islam harus mengikuti sila tersebut dengan ketat, berbuat baik, dan berdoa dengan ketakwaan yang tulus.
Menggalang dana untuk Masjid
Untuk membantu umat Islam, relawan Tzu Chi di Turki telah membantu membangun masjid. Ketika Faisal Hu Sx., seorang relawan Tzu Chi di Turki, mengetahui bahwa sebuah masjid yang sedang dibangun di Sultangazi kekurangan dana untuk tahap akhir, dia berinisiatif menggalang dana untuk membantu.

Banyak yang mengatakan itu tidak mungkin. Tetapi relawan Tzu Chi Faisal Hu mengatakan itu mungkin jika cara penggalangan dana ala Tzu Chi di terapkan. Dia meminta keluarga pengungsi asal Syria untuk memberikan donasi selama acara pembagian. Dan keluarga-keluarga asal Syria yang dibantu tersebut merespon permintaan Faisal Hu. Mereka membawa celengan koin mereka untuk mengembalikan cinta kasih dan kemudian membiarkan cinta kasih mengalir.
Walaupun keluarga-keluarga pengungsi asal Syria tidak kaya, orang-orang Syria, dari segala usia, bersedia membantu semampu mungkin. Setiap butir gandum yang dikumpulkan bisa memenuhi sebuah tong dan tetesan-tetesan air yang terus menerus akan membentuk sungai.
Bapak Nahit, Kepala Pengelola Masjid, tergerak oleh kebaikan keluarga-keluarga asal Syria.
Anting-anting Nur Huda Sanaa
Seorang wanita, Nur Huda Sanaa, ingin memberikan bantuan. Ketika dia mengetahui ada sebuah mesjid yang butuh bantuan, dia memutuskan untuk mendonasikan sepasang anting-anting atas nama ibunya. Dia menerima anting-anting tersebut dari ibunya sepuluh tahun yang lalu, dan anting-anting tersebut sangat berarti baginya. Namun dia memutuskan untuk mendonasikannya. Dia selalu berpikir bahwa anting-anting tersebut harus ada di tempat dimana mereka seharusnya berada.

Tanggal 10 April adalah kali pertama dia datang untuk menerima bantuan. Biasanya suaminya yang datang untuk menerima pemberian bantuan. Tetapi, pada tanggal 09 April, suaminya tiba-tiba terjatuh dan mengalami serangan jantung; dia dinyatakan sakit kritis oleh dokter. Keluarganya menjadi khawatir. Ketika Nur mengetahui bahwa dia bisa menolong dalam pembangunan sebuah masjid, dia datang ditemani putrinya untuk mendonasikan anting-anting miliknya.
“Terima kasih banyak kepada Yayasan Tzu Chi, terima kasih. Semoga Allah memberkati dan melindungi anda! Saya sangat tergerak ingin mendonasikan sepasang anting-anting ini; anak laki-laki saya meninggal di usia muda, dan suami saya saat ini sedang di rawat di Unit Perawatan Intensif (ICU). Saya mendoakan semoga dia cepat sembuh. Semoga Allah mengasihani dia,” katanya dengan penuh syukur. Dia berdoa dengan semua orang yang ada disana setelah dia mendonasikan sepasang anting-antingnya.
Tidak disangka, setelah selesai kegiatan distribusi bantuan, hal yang luar biasa terjadi! Nur dikabari bahwa detak jantung suaminya telah kembali normal, dan pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa dia baik-baik saja. Inilah keajaiban cinta!
Ajak Saya Jika Ingin Berbuat Kebaikan.
~ Kata-kata Mutiara Jing Si ~
Gelombang donasi
Setelah Nur Huda menyumbangkan sepasang anting-antingnya, dia tidak menduga seberapa besar respon yang ditimbulkannya selama acara distribusi bantuan beberapa hari kedepan. Banyak keluarga pengungsi Syria mendonasikan kartu subsidi bantuan mereka, dan melepas perhiasan yang mereka kenakan langsung di lokasi. Mereka semua secara aktif menyumbangkan cinta kasih mereka dan mencapai tujuan yang mustahil, berkat keyakinan mereka sendiri.
Orang-orang Turki, para Mufti, dan pimpinan masjid sangat tersentuh. Mereka membawa istri dan guru-guru mereka untuk mengunjungi dan belajar bagaimana relawan Tzu Chi menyebarkan cinta kasih dan perhatian selama acara distribusi bantuan. Mereka semua sangat tersentuh hingga meneteskan air mata.
Sebelum pergi, pimpinan masjid, Bapak Nahit, berkata kepada relawab Tzu Chi Faisal Hu, “Anda tidak membiarkan orang-orang Turki untuk belajar dari orang-orang Syria. Orang-orang Turki adalah mereka yang menerima para imigran ini. Tetapi mereka tidak memenuhi kewajibannya sebagai tuan rumah. Mulai sekarang, saya ingin orang-orang Turki di sekitar saya tahu apa yang telah dilakukan oleh Tzu Chi, apa yang telah dilakukan orang-orang Syria, dan ingin agar semua orang memperlakukan pengungsi asal Syria ini dengan penuh cinta dan persaudaraan.”

Lakukan semampu kita
Meskipun pengungsi asal Syria menjalani kehidupan yang sulit, mereka tetap menunjukkan cinta kasih mereka. Saling mencintai dihormati di ajaran setiap agama. Selama kita memiliki tekad, tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita atasi. Ketika ada sesuatu yang benar, setiap orang harus melakukannya.
Tidak masalah apakah orang lain terinspirasi untuk melakukannya atau tidak. Yang terpenting adalah berusaha sebaik mungkin. Tidak masalah seberapa besar kekuatan kita, dengan mengungkapkan aspirasi kita bersama sepenuh hati, kita bisa membawa perdamaian dan harmoni ke dunia ini.
Fotografer : Nadya Chou, dok. Tzu Chi,
Diterjemahkan oleh : Sik Pin.